Komponen yang menentukan kesuksesan penjualan produk dan jasa
Oleh Abdul Majid Jumat, Januari 14, 2011
Cerita dibawah ini memberikan masukan kepada saya bahwa ada beberapa komponen yang menentukan kesuksesan penjualan produk dan jasa yaitu: konsumen yang menjadi target, harga produk, kemasan, waktu dan ketersediaan produk, tenaga penjual.
Saya sering memperhatikan penjual kue yang lewat di depan rumah saya setiap pagi dan sore hari. Saya tidak tertarik pada orangnya meski ia berpenampilan rapih dan bersih, saya hanya memperhatikan dagangannya berupa beberapa jenis makanan gorengan dan rebusan yang saya tidak tahu apa namanya, meskipun saya pernah beberapa kali membeli.
Satu kemasan plastik yang diikat dengan staples berisi tiga buah kue dengan harga Rp.5000,-, kemahalan untuk kantong saya, karena untuk kue yang sama saya bisa mendapatkan harga jauh lebih murah dengan membeli di tempat lain. Ketika saya tanya kenapa harga jual kue begitu mahal, jawabnya karena memperhitungkan modal pembuatan kue dan upah untuknya sehingga harga tidak bisa lebih murah. ketika saya tanya apakah akan terjual habis dengan harga yang begitu mahal, ia menjawab:'sangat jarang kue habis terjual".
Selama empat bulan saya melihat ia menjual kue tersebut, saya masih sesekali membeli dan seperti hari-hari sebelumnya kue yang ia jual tetap saja tidak banyak terjual. Saya menyimpulkan karena harga yang mahal tidak sebanding dengan rasa dan jumlahnya
Kini bulan kelima saya tidak lagi melihatnya menjual kue, entah kenapa, mungkin karena selalu tidak laku terjual. atau karena ia telah mendapatkan pekerjaan baru. Demikianlah, Cerita di atas mengilhami saya untuk menulis artikel ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ada beberapa komponen yang menentukan kesuksesan penjualan produk dan jasa yaitu: konsumen yang menjadi target, harga produk, kemasan, waktu dan ketersediaan produk, tenaga penjual.
Konsumen yang menjadi target.
Ada konsumen yang sensitif dengan harga, ada konsumen yang menyukai tampilan pisik produk, ada konsumen yang sensitif dengan tenaga penjual, ada juga konsumen yang semata-mata menyukai kwalitas.
Bila anda memiliki produk yang dapat memenuhi keinginan semua segmen konsumen tentu saja lebih baik.
Tapi karena anda hampir tidak mungkin menjual produk untuk semua segmen konsumen maka anda harus memilih segmen konsumen tertentu untuk memasarkan produk anda, misalnya kelompok anak sekolah SMA, siswa perempuan, karyawan perusahaan swasta, dll.
Setiap segmen konsumen memiliki pola dan selera masing-masing. karena itu anda harus mengetahui selera dan keinginan tiap segmen konsumen yang menjadi target.
Harga
Untuk menentukan harga jual suatu produk kita harus memperhitungkan biaya bahan baku, biaya dalam proses pembuatan dan pengemasan, biaya distribusi produk, upah tenaga kerja, lalu keuntungan untuk pengembangan dan kelangsungan hidup usaha.
Menentukan harga jual suatu produk tidak terlepas dari pertimbangan apakah harga jual yang kita tetapkan sesuai dengan kwalitas dan kwantitas produk yang kita jual dan dapat bersaing dengan produsen lain.
Kemasan.
Coba anda bandingkan dua buah mobil mercedez yang satu anda cat dengan cat semprot yang banyak dijual di toko bangunan. dan satunya lagi dicat dengan teknik dan bahan cat asli dari produsennya.
Bagaimana kalau pizza anda kemas memakai kantong plastik, lalu anda kemas kfc dengan bungkus daun pisang, seperti pembungkus nasi di restoran, tidak menarik bukan?. Produk yang tidak begitu berkwalitas sekalipun, dapat menarik perhatian konsumen karena daya tarik pembungkusnya. Seorang teman saya dengan suka cita memperlihatkan sepeda motor china yang ia beli dan memiliki body yang sangat mirip dengan sepeda motor produk yamaha.
Waktu dan ketersediaan produk dan layanan.
Setiap pagi pada waktu yang sama saya selalu sarapan dengan kue. Dan penjual kue yang lewat di depan rumah saya selalu lewat setengah jam lebih lambat dari waktu saya sarapan. Padahal kalau ia menawarkan kue pada waktu sebelum saya sarapan, besar kemungkinan saya akan membeli kuenya.
Dua minggu yang lalu mesin pompa air saya rusak, dan setiap hari saya berangkat kerja pukul 8, bila saya membawa pompa air untuk diperbaiki waktu berangkat kerja, bengkel servis pompa belum buka, dan pada hari minggu berikutnya ketika saya memiliki waktu libur kerja, bengkel servis pompa tutup. Kemudian keesokan harinya senin ketika saya kembali membawa pompa yang rusak ketika berangkat kerja pukul 10.00, bengkel tersebut ternyata libur.
Anda harus disiplin dengan waktu, anda harus selalu ada ketika konsumen membutuhkan produk atau jasa anda.
Tenaga penjual dan kwalitas layanan.
Hampir setiap hari sepulang kerja saya membeli nasi bungkus untuk makan malam. Selama 3 bulan saya membeli nasi di restoran yang sama. Ketika suatu hari saya melihat sang pelayan restoran berbaju lusuh, membuang sampah dari ember besar dan kemudian membungkus nasi yang saya beli tanpa mencuci tangannya terlebih dahulu, mulai keesokan harinya selama beberapa bulan saya tidak lagi membeli nasi bungkus di restoran tersebut.
Tiga tahun yang lalu saya memperbaiki komputer saya yang rusak harddisknya, karena belum ada uang yang cukup untuk membayar biaya servis komputer tersebut, saya tidak mengambil komputer saya selama lebih dari tiga bulan, ketika saya mengambil komputer tersebut dan ternyata sudah diperbaiki, saya dapati beberapa komponen pada komputer saya telah berganti spesifikasinya dengan spesifikasi yang lebih rendah, ketika saya tanyakan hal tersebut kepada pelayan toko, ia mengatakan dengan kalimat yang tidak enak didengar, bahwa setelah lewat tiga bulan maka pihak toko tidak lagi bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi pada komputer saya.
Dalam kasus ini saya sebagai konsumen memang telah melakukan kesalahan karena membiarkan komputer saya tidak diambil dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, tapi sebagai konsumen saya tidak dapat menerima kata-kata yang tidak menyenangkan untuk penjelasan terhadap komponen dalam komputer saya yang tertukar. Pelayan toko sebenarnya bisa menghubungi saya untuk mengingatkan tentang masa inap komputer saya yang hampir melewati batas, karena saya telah meninggalkan nomor handphone.
Bulan berikutnya saya mendapatkan pekerjaan dari seorang teman, pengadaan sepuluh unit komputer untuk warung internet, dan karena kekecewaan saya, saya tidak mungkin berkerjasama dengan toko komputer tersebut yang telah membuat saya kecewa, padahal sebenarnya saya mengakui kwalitas teknisi toko tersebut patut diacungi jempol.
Demikianlah semoga artikel ini memberikan masukan untuk anda agar sukses menjual produk dan layanan.
Senin, 10 Oktober 2011
Senin, 18 Juli 2011
13 Langkah Jitu Jualan Online yang Siap Nge-Tren di Tahun 2011
13 Langkah Jitu Jualan Online yang Siap Nge-Tren di Tahun 2011
By thePinkFighter on March 6th, 2011
Jualan online? Bukan hal baru lagi tentunya. Apalagi kalau Anda sering buka Facebook, berbagai jenis iklan produk terpampang di wall Anda, baik yang asalnya dari teman Anda atau bahkan dari jaringan teman Anda yang tidak Anda kenal.
Pertanyaannya, kalau Anda adalah si penjual, apakah cara seperti itu sudah membuat produk Anda setidaknya dilirik oleh para calon konsumen? Kalau belum, berarti Anda masih harus mencoba trik lainnya. Hmmm, kira-kira apa ya yang bisa bikin lapak Anda laku dan dihinggapi para netter?
Tidak perlu pusing lagi, karena cara-cara di bawah ini mungkin bisa memberikan Anda pencerahan untuk membuat angka penjualan Anda naik di bulan berikutnya.
1. Jejaring Sosial
Beberapa waktu mendatang jejaring sosial seperti Facebook, masih akan tetap ngetren di tahun 2011, tidak menutupi kemungkinan akan lahir Facebook-Facebook lainnya yang siap menjadi wadah jualan Anda.
Kekuatan tombol Share memang benar-benar ajaib, selain mendekatkan Anda dengan para calon konsumen, kemudahannya membuat waktu Anda tidak terbuang percuma. Fitur Like This baik terpasang di Facebook langsung ataupun dipasang di toko online Anda menggunakan Facebook Connect justru akan membuat produk Anda dilirik, artinya produk Anda kian populer di mata banyak konsumen.
Facebook Chat membuat Anda terhubung langsung dan bisa berkomunikasi tanya jawab, bila ada calon konsumen yang masih ragu dan di situlah Anda mulai bisa menggaet konsumen Anda.
2. Forum
Di Indonesia, Kaskus masih tetap menjadi Forum Jual Beli yang terus ramai dipadati oleh para penjual dan pembeli. Lagi-lagi kekuatan testimonial, memberikan nilai plus bagi para penjual yang sudah melayani pembeli dengan baik. Testimonial yang bagus dan banyak, akan membuat para calon pembeli datang dengan sendirinya.
Rekber adalah bagian tersendiri dalam soal transaksi jual beli, dimana para penjual dan pembeli bisa saling mempercayai, hal ini mengurangi tindak kejahatan dimana ada pihak ketiga yang menampung barang yang dibeli serta sejumlah uang yang akan ditransfer. Cara ini memang cukup bagus, mengingat transaksi jual beli online memang sangat rentan dengan penipuan.
3. Mobile Site
Indonesia adalah salah satu negara terbesar sebagai konsumen BlackBerry. Tak jarang satu orang bisa memiliki beberapa ponsel berbeda merk sekaligus. Kepopuleran internet pun diusung pula dengan keberadaan berbagai jenis Ponsel Online. Nah, kalau ingin membuat toko online Anda ramai, maka bersiap-siaplah membangun toko online versi mobile, sehingga dengan mudahnya bisa diakses menggunakan ponsel. Semakin banyak yang mengakses tentu akan memperbesar kemungkinan produk-produk Anda menjadi laris di pasar online, bukan?
4. Location Based Service (LBS)
Mungkin Anda juga sudah pernah mendengar atau mencoba Koprol serta FourSquare. Buat Anda yang belum tau, Koprol dan FourSquare adalah dua website yang bisa mengakses keberadaan Anda saat ini, kota dimana Anda tinggal, tempat yang sedang Anda kunjungi dan mengubah status Anda di Facebook menjadi Checked In di lokasi Anda berada saat ini.
Kalau di luar negeri fitur ini bahkan banyak dimanfaatkan kafe-kafe ternama untuk memberikan diskon bagi para pengunjung yang sering datang ke kafe tersebut. Nah, lalu apa untungnya LBS ini digunakan di toko online? Sama seperti yang dilakukan oleh FourSquare. Anda bisa menawarkan promo – promo di toko Anda ketika si calon pelanggan berada dekat dengan toko Anda, dan Anda bisa menariknya agar mampir ke toko Anda melalui promo penawaran khusus. Banyak calon konsumen yang gampang dirayu dengan diskon, apalagi lokasinya berdekatan dengan keberadaannya saat itu.
5. User Friendly
Website toko online yang sederhana tampilannya, akan mampu mengundang lebih banyak netter dibandingkan toko online yang penuh sesak dengan gambar-gambar maupun tulisan yang dipampang secara asal-asalan. Semakin sederhana tampilannya, website toko online akan makin mudah digunakan oleh para calon konsumen. Tak jarang banyak calon konsumen yang belum terlalu paham internet, namun ingin mencoba belanja online.
6. Visualisasi yang Menarik
Masih terkait dengan poin nomor 5, visualisasi desain toko online yang bagus, akan membuat cuci mata para calon konsumen menjadi lebih nyaman. Mereka pun akan betah berlama-lama menatap katalog produk yang sudah Anda sediakan.
Tampilkan juga Fitur Pembanding Produk, dimana ada 2 produk sejenis dengan beda merk ataupun harga bisa dibandingkan, sehingga calon pembeli akan bisa memilih mana yang lebih cocok dengan kebutuhannya. Akan lebih bagus lagi kalau ditampilkan pula, Rekomendasi Produk yang mana produk-produk pilihan ini ditampilkan berdasarkan personalisasi pengguna, mana yang lebih sering ia lihat atau yang sudah ia belanjakan. Dengan fitur ini, calon konsumen akan semakin dimanjakan sehingga ia akan lebih mudah membeli produk mana yang ia butuhkan tanpa harus mencarinya terlebih dahulu.
7. Resolusi
Banyak sekali website toko online berprinsip kuno karena masih saja terus menggunakan resolusi website 1024×768. Padahal saat ini sudah banyak resolusi yang lebih kecil atau yang lebih besar seukuran 1280, 1440 ataupun 1600. Banyak calon pengunjung yang akhirnya dipaksa melihat website yang tidak sesuai ukuran layarnya, sehingga dengan melihatnya saja, calon konsumen menjadi kurang nyaman.
Tak jarang pula kebanyakan website toko online, hanya memasang sedikit produk di bagian kategori. Hal ini rasanya amat mubazir. Karena banyak dari netter malas membuka halaman satu per satu. Para netter lebih tertarik untuk menggeser scroll ke bawah ketimbang harus membuka halaman satu demi satu untuk memilih produk yang dibutuhkannya.
8. Maksimalkan AJAX, Minimalkan Flash
Perkembangan teknologi website saat ini semakin pesat. Website tanpa flash pun masih bisa unjuk gigi dengan animasi-animasi yang dihasilkan AJAX. Kenyamanan yang diberikan ini tentu saja buat para netter yang browser-nya tidak diinstall flash.
Tentu saja animasi yang ditampilkan tidak kalah cantiknya. Dari sekedar menampilkan menu dinamis, konten dinamis sampai menampilkan galeri. Bahkan membuat website lebih ringan diakses. Semakin cepat website dibuka, calon konsumen pun akan semakin sering mengunjungi toko online Anda. Animasi AJAX di sini akan bisa mempercantik website toko online Anda tanpa memberatkan waktu loading page website toko online Anda.
9. Tipografi
Selain gambar dan animasi, ada lagi poin yang sangat penting dari sebuah website toko online, yaitu huruf. Kelihatannya sangat sederhana, tapi huruf tak bisa dipandang remeh. Huruf yang cocok digunakan di dalam satu website akan memperkuat kesan dan pesan yang disampaikan pada pengguna.
Masih banyak sekali website toko online yang menggunakan huruf-huruf yang aman di browser. Tentunya hal ini membuat para designer terbatas menggunakan huruf. Tak jarang pula, akhirnya huruf ini terpaksa ditempelkan pada gambar agar di browser tetap tampil sesuai yang diinginkan. Hmm, tentu ini bukan solusi yang baik. Untungnya HTML5 sudah mulai unjuk gigi dan memberikan solusi ciamik sehingga menggunakan teknologi seperti TypeKit dapat membantu Anda memberikan kesan yang cocok dari toko online Anda.
10. Percantik Katalog
Katalog tidak hanya terdiri dari kata-kata saja, tapi tentu lebih dipercantik oleh gambar. Nah, gambar ini punya kekuatan yang cukup besar untuk menarik minat calon konsumen. Kalau Anda memasang gambar yang buram dan tidak menarik, pasti tidak akan menarik simpatik konsumen. Tampilkanlah gambar yang semenarik mungkin, dengan tata letak tidak bertabrakan dengan tulisan.
Toko online yang modern saat ini rata-rata menggunakan setidaknya 75% halaman untuk menampilkan katalog produknya, selebihnya akan digunakan sebagai navigasi halaman ataupun ruang kosong.
11. Video
Seperti halnya iklan di layar kaca, maka kini Anda pun bisa menampilkan produk Anda dalam bentuk video. Berkreativitas menampilkan produk melalui video dan mengupload-nya ke Youtube akan menjadi nilai plus untuk toko online Anda. Tak perlu membuat video yang lama, paling tidak membuat video berdurasi 30 detik sampai 1 menit saja akan membuat katalog produk Anda semakin menggoda.
12. Search Engine Optimization (SEO)
Hanya membuka lapak di toko online sendiri, tentu sudah banyak orang yang melakukannya. Agar toko online Anda menjadi lebih ramai dikunjungi, jangan malas untuk beriklan di website-website lainnya, sehingga akan membuat trafik Anda menjadi naik dan akan semakin sering didatangi darimana saja.
13. Harga
Poin ini yang paling utama, baik penjualan secara fisik maupun online, harga mungkin akan menjadi yang paling sering dilirik, karena biarpun produk yang Anda jual bagus, tapi kalau di toko sebelah harganya lebih murah, maka siap-siap kehilangan calon konsumen. Survei harga online secara berkala bisa jadi akan membuat Anda lebih tahu mengenai kisaran harga yang pantas dan waktu yang cocok untuk menawarkan diskon.
By thePinkFighter on March 6th, 2011
Jualan online? Bukan hal baru lagi tentunya. Apalagi kalau Anda sering buka Facebook, berbagai jenis iklan produk terpampang di wall Anda, baik yang asalnya dari teman Anda atau bahkan dari jaringan teman Anda yang tidak Anda kenal.
Pertanyaannya, kalau Anda adalah si penjual, apakah cara seperti itu sudah membuat produk Anda setidaknya dilirik oleh para calon konsumen? Kalau belum, berarti Anda masih harus mencoba trik lainnya. Hmmm, kira-kira apa ya yang bisa bikin lapak Anda laku dan dihinggapi para netter?
Tidak perlu pusing lagi, karena cara-cara di bawah ini mungkin bisa memberikan Anda pencerahan untuk membuat angka penjualan Anda naik di bulan berikutnya.
1. Jejaring Sosial
Beberapa waktu mendatang jejaring sosial seperti Facebook, masih akan tetap ngetren di tahun 2011, tidak menutupi kemungkinan akan lahir Facebook-Facebook lainnya yang siap menjadi wadah jualan Anda.
Kekuatan tombol Share memang benar-benar ajaib, selain mendekatkan Anda dengan para calon konsumen, kemudahannya membuat waktu Anda tidak terbuang percuma. Fitur Like This baik terpasang di Facebook langsung ataupun dipasang di toko online Anda menggunakan Facebook Connect justru akan membuat produk Anda dilirik, artinya produk Anda kian populer di mata banyak konsumen.
Facebook Chat membuat Anda terhubung langsung dan bisa berkomunikasi tanya jawab, bila ada calon konsumen yang masih ragu dan di situlah Anda mulai bisa menggaet konsumen Anda.
2. Forum
Di Indonesia, Kaskus masih tetap menjadi Forum Jual Beli yang terus ramai dipadati oleh para penjual dan pembeli. Lagi-lagi kekuatan testimonial, memberikan nilai plus bagi para penjual yang sudah melayani pembeli dengan baik. Testimonial yang bagus dan banyak, akan membuat para calon pembeli datang dengan sendirinya.
Rekber adalah bagian tersendiri dalam soal transaksi jual beli, dimana para penjual dan pembeli bisa saling mempercayai, hal ini mengurangi tindak kejahatan dimana ada pihak ketiga yang menampung barang yang dibeli serta sejumlah uang yang akan ditransfer. Cara ini memang cukup bagus, mengingat transaksi jual beli online memang sangat rentan dengan penipuan.
3. Mobile Site
Indonesia adalah salah satu negara terbesar sebagai konsumen BlackBerry. Tak jarang satu orang bisa memiliki beberapa ponsel berbeda merk sekaligus. Kepopuleran internet pun diusung pula dengan keberadaan berbagai jenis Ponsel Online. Nah, kalau ingin membuat toko online Anda ramai, maka bersiap-siaplah membangun toko online versi mobile, sehingga dengan mudahnya bisa diakses menggunakan ponsel. Semakin banyak yang mengakses tentu akan memperbesar kemungkinan produk-produk Anda menjadi laris di pasar online, bukan?
4. Location Based Service (LBS)
Mungkin Anda juga sudah pernah mendengar atau mencoba Koprol serta FourSquare. Buat Anda yang belum tau, Koprol dan FourSquare adalah dua website yang bisa mengakses keberadaan Anda saat ini, kota dimana Anda tinggal, tempat yang sedang Anda kunjungi dan mengubah status Anda di Facebook menjadi Checked In di lokasi Anda berada saat ini.
Kalau di luar negeri fitur ini bahkan banyak dimanfaatkan kafe-kafe ternama untuk memberikan diskon bagi para pengunjung yang sering datang ke kafe tersebut. Nah, lalu apa untungnya LBS ini digunakan di toko online? Sama seperti yang dilakukan oleh FourSquare. Anda bisa menawarkan promo – promo di toko Anda ketika si calon pelanggan berada dekat dengan toko Anda, dan Anda bisa menariknya agar mampir ke toko Anda melalui promo penawaran khusus. Banyak calon konsumen yang gampang dirayu dengan diskon, apalagi lokasinya berdekatan dengan keberadaannya saat itu.
5. User Friendly
Website toko online yang sederhana tampilannya, akan mampu mengundang lebih banyak netter dibandingkan toko online yang penuh sesak dengan gambar-gambar maupun tulisan yang dipampang secara asal-asalan. Semakin sederhana tampilannya, website toko online akan makin mudah digunakan oleh para calon konsumen. Tak jarang banyak calon konsumen yang belum terlalu paham internet, namun ingin mencoba belanja online.
6. Visualisasi yang Menarik
Masih terkait dengan poin nomor 5, visualisasi desain toko online yang bagus, akan membuat cuci mata para calon konsumen menjadi lebih nyaman. Mereka pun akan betah berlama-lama menatap katalog produk yang sudah Anda sediakan.
Tampilkan juga Fitur Pembanding Produk, dimana ada 2 produk sejenis dengan beda merk ataupun harga bisa dibandingkan, sehingga calon pembeli akan bisa memilih mana yang lebih cocok dengan kebutuhannya. Akan lebih bagus lagi kalau ditampilkan pula, Rekomendasi Produk yang mana produk-produk pilihan ini ditampilkan berdasarkan personalisasi pengguna, mana yang lebih sering ia lihat atau yang sudah ia belanjakan. Dengan fitur ini, calon konsumen akan semakin dimanjakan sehingga ia akan lebih mudah membeli produk mana yang ia butuhkan tanpa harus mencarinya terlebih dahulu.
7. Resolusi
Banyak sekali website toko online berprinsip kuno karena masih saja terus menggunakan resolusi website 1024×768. Padahal saat ini sudah banyak resolusi yang lebih kecil atau yang lebih besar seukuran 1280, 1440 ataupun 1600. Banyak calon pengunjung yang akhirnya dipaksa melihat website yang tidak sesuai ukuran layarnya, sehingga dengan melihatnya saja, calon konsumen menjadi kurang nyaman.
Tak jarang pula kebanyakan website toko online, hanya memasang sedikit produk di bagian kategori. Hal ini rasanya amat mubazir. Karena banyak dari netter malas membuka halaman satu per satu. Para netter lebih tertarik untuk menggeser scroll ke bawah ketimbang harus membuka halaman satu demi satu untuk memilih produk yang dibutuhkannya.
8. Maksimalkan AJAX, Minimalkan Flash
Perkembangan teknologi website saat ini semakin pesat. Website tanpa flash pun masih bisa unjuk gigi dengan animasi-animasi yang dihasilkan AJAX. Kenyamanan yang diberikan ini tentu saja buat para netter yang browser-nya tidak diinstall flash.
Tentu saja animasi yang ditampilkan tidak kalah cantiknya. Dari sekedar menampilkan menu dinamis, konten dinamis sampai menampilkan galeri. Bahkan membuat website lebih ringan diakses. Semakin cepat website dibuka, calon konsumen pun akan semakin sering mengunjungi toko online Anda. Animasi AJAX di sini akan bisa mempercantik website toko online Anda tanpa memberatkan waktu loading page website toko online Anda.
9. Tipografi
Selain gambar dan animasi, ada lagi poin yang sangat penting dari sebuah website toko online, yaitu huruf. Kelihatannya sangat sederhana, tapi huruf tak bisa dipandang remeh. Huruf yang cocok digunakan di dalam satu website akan memperkuat kesan dan pesan yang disampaikan pada pengguna.
Masih banyak sekali website toko online yang menggunakan huruf-huruf yang aman di browser. Tentunya hal ini membuat para designer terbatas menggunakan huruf. Tak jarang pula, akhirnya huruf ini terpaksa ditempelkan pada gambar agar di browser tetap tampil sesuai yang diinginkan. Hmm, tentu ini bukan solusi yang baik. Untungnya HTML5 sudah mulai unjuk gigi dan memberikan solusi ciamik sehingga menggunakan teknologi seperti TypeKit dapat membantu Anda memberikan kesan yang cocok dari toko online Anda.
10. Percantik Katalog
Katalog tidak hanya terdiri dari kata-kata saja, tapi tentu lebih dipercantik oleh gambar. Nah, gambar ini punya kekuatan yang cukup besar untuk menarik minat calon konsumen. Kalau Anda memasang gambar yang buram dan tidak menarik, pasti tidak akan menarik simpatik konsumen. Tampilkanlah gambar yang semenarik mungkin, dengan tata letak tidak bertabrakan dengan tulisan.
Toko online yang modern saat ini rata-rata menggunakan setidaknya 75% halaman untuk menampilkan katalog produknya, selebihnya akan digunakan sebagai navigasi halaman ataupun ruang kosong.
11. Video
Seperti halnya iklan di layar kaca, maka kini Anda pun bisa menampilkan produk Anda dalam bentuk video. Berkreativitas menampilkan produk melalui video dan mengupload-nya ke Youtube akan menjadi nilai plus untuk toko online Anda. Tak perlu membuat video yang lama, paling tidak membuat video berdurasi 30 detik sampai 1 menit saja akan membuat katalog produk Anda semakin menggoda.
12. Search Engine Optimization (SEO)
Hanya membuka lapak di toko online sendiri, tentu sudah banyak orang yang melakukannya. Agar toko online Anda menjadi lebih ramai dikunjungi, jangan malas untuk beriklan di website-website lainnya, sehingga akan membuat trafik Anda menjadi naik dan akan semakin sering didatangi darimana saja.
13. Harga
Poin ini yang paling utama, baik penjualan secara fisik maupun online, harga mungkin akan menjadi yang paling sering dilirik, karena biarpun produk yang Anda jual bagus, tapi kalau di toko sebelah harganya lebih murah, maka siap-siap kehilangan calon konsumen. Survei harga online secara berkala bisa jadi akan membuat Anda lebih tahu mengenai kisaran harga yang pantas dan waktu yang cocok untuk menawarkan diskon.
Selasa, 21 Juni 2011
Komunikasi
Horenso : Bukan Sekedar Pelaporan semata
by Donny Oktavian on Tuesday, June 7, 2011 at 4:55pm
Oleh : Donny Oktavian Syah
“Ada banyak permasalahan di perusahaan seringkali berujung pada bagaimana cara berkomunikasi”
Ada perbedaan yang menarik ketika saya mendengarkan Sacho (Boss), Bucho (Direktur) ketika memberikan pengarahan waktu chorei (semacam acara pengarahan di pagi hari, biasanya di hari senin) waktu saya magang dulu di Jepang dengan mendengarkan “big boss” saya ketika saya bekerja di Indonesia ketika memberikan pengarahan. Boss saya yang pertama, isi pengarahannya berisi informasi kekinian yang kaya fakta, dibarengi solusi bagaimana kita harus bisa “keluar” dari permasalahan tersebut. Tidak bertele-tele, dan terkadang diselipi motivasi “khas Jepang” yang selalu mengingatkan untuk tetap menyalakan api “ganbarimasu” (tetap semangat, pantang menyerah).
Sedangkan, pengarahan Boss saya ketika bekerja di Indonesia, pengarahan berlangsung lama, acapkali fokus pembicaraan lebih menunjuk “segudang prestasi beliau” di masa lalu ketika masih menjadi staf yang terkadang tidak bisa diimplementasikan dalam kondisi kekinian karena atmosfer bisnis-nya sudah berbeda jauh. Ada kecenderungan “keakuan” lebih ditonjolkan dan atmosfer ceremonial lebih pekat ketimbang khotbah pagi yang dapat menyelesaikan masalah yang kita hadapi dalam perusahaan sebagai unsur penyemangat di awal hari Senin pagi memulai bekerja.
Barangkali kasus yang saya alami sangatlah kasuistik, tapi saya tidak bermaksud untuk tendisius untuk menyalahkan Boss saya yang di Indonesia. Tetapi saya ingin menggarisbawahi bahwa pendekatan komunikasi yang dibentangkan oleh Boss saya di Jepang pendekatan yang dilakukan lebih efektif dan tidak bertele-tele. Boss Jepang memang telah menerapkan sebuah pendekatan dalam manajemen Jepang yang dikenal dengan nama Horenso. Sebuah pendekatan barangkali tidak asing lagi untuk kawan-kawan yang pernah bekerja di perusahaan Jepang. Hampir semua perusahaan Jepang sepertinya sudah menerapkan hal itu.
Horenso adalah akronim dari tiga kata dalam bahasa Jepang , yakni Houkoku, Renraku dan Soudan. Dalam bahasa Indonesia Houkoku berarti Laporan, sedangkan Renraku berarti Menginformasikan, dan Soudan berarti mengkonsultasikan (terutama dengan pimpinan). Horenso sudah biasa diterapkan di lingkungan industri dan pabrik-pabrik Jepang. Tujuannya jelas untuk menciptakan lingkungan kerja dengan cepat dan benar. Setiap progress dalam suatu aktivitas diketahui banyak orang karena laporan yang intens. Sehingga setiap masalah segera tertangani karena laporan yang intens tersebut.
Houkoku dalam prakteknya adalah pelaporan yang menitikberatkan pada fakta, metode dan tujuan. Dari Fakta tersebut diderivasikan akan dilanjutkan kenapa harus dilakukan sampai akhirnya metode apa yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Fakta mengacu pada aspek 5W (What, Who, When, Where, Why) plus 2H (How dan How many/much). Dengan laporan terperinci seperti ini, di titik mana improvement yang memungkinkan terbaca. Gaya manajemen Jepang yang mementingkan progress ketimbang result (hasil akhir) menjadikan kebiasaan ini lebih mudah diterapkan. Pengalaman saya bekerja di perusahaan Jepang menunjukkan, Boss lebih senang dilapori hal seremeh dan sekecil apapun, karena mereka akan merasa dilibatkan. Dan hal lebih penting, sang Boss merasa komunikasi dengan bawahannya tertata dengan baik dengan adanya laporan kecil itu.
Renraku dalam prakteknya merupakan komunikasi yang baik dengan rekan sejawat dengan baik perihal pekerjaan yang ditangani. Teman sejawat disini tidak terbatas pada departemen kita sendiri tetapi juga dengan departemen lain yang barangkali tidak berhubungan langsung. Tujuannya jelas, dengan hal itu akan timbul ide (insight) untuk suatu hasil pekerjaan yang lebih “kaya” dari belbagai sisi. Di Jepang karena beban pekerjaan yang demikian padat dan waktu yang terbatas, terkadang kebiasaan minum dan makan bersama setelah pulang kantor merupakan salah satu ajang untuk memoles sharing informasi. Tidak jarang pulang kerja terkadang molor untuk itu. Itulah harga yang dibayar untuk mendapatkan kualitas informasi di Jepang.
Terakhir, tentang Soudan, yakni melaporkan dan mengkonsultasikan segala sesuatu kepada Boss (atasan langsung) . Terkadang yang belum terbiasa dengan hal ini, karena akan kerepotan memberikan laporan sekecil apapun. Tetapi dari laporan progress kecil ini namun detail, diharapkan para bawahan diharapkan lahir ide lebih progresif yang nantinya dikonsultasikan dengan Boss. Jadi proses dalam soudan ini “mengajak” bawahan untuk sekedar melakukan ide dari Boss. Tetapi juga punya inisiatif sendiri, yang tentunya dikonsultasikan dulu kepada Boss sebelum diimplementasiakan. Jadi di proses ini kadangkala, Boss tidak memberikan solusi langsung tapi bawahan diminta kreatif mencipta ide baru berdasar laporan progress yang dibuat, bukan membebek ide Boss.
Teman trainer saya Oku “Bejo” Nobuyuki, seorang trainer berkebangsaan Jepang yang biasa mengisi pelatihan bertema Horenso di banyak perusahaan mengingatkan saya kalau dalam penerapan Horenso, tidak sekedar dimaknai lagi sebagai suatu “kewajiban” bawahan untuk melaporkan ke atasan semata. Tetapi juga ada juga menekankan peran Boss (atasan) untuk meningkatkan motivasi kerja bawahannya melalui transparansi informasi seperti yang saya ungkap di awal tulisan. Pria yang aktif dalam Shin Horenso (Genuine Horenso) menambahkan kalau hal ini bisa terwujud, sumbat dan lambatnya alur informasi yang biasanya membuat perusahaan terjebak kemandegan akan tereliminasi.
Bagaimana aliran informasi di perusahaan Anda?
by Donny Oktavian on Tuesday, June 7, 2011 at 4:55pm
Oleh : Donny Oktavian Syah
“Ada banyak permasalahan di perusahaan seringkali berujung pada bagaimana cara berkomunikasi”
Ada perbedaan yang menarik ketika saya mendengarkan Sacho (Boss), Bucho (Direktur) ketika memberikan pengarahan waktu chorei (semacam acara pengarahan di pagi hari, biasanya di hari senin) waktu saya magang dulu di Jepang dengan mendengarkan “big boss” saya ketika saya bekerja di Indonesia ketika memberikan pengarahan. Boss saya yang pertama, isi pengarahannya berisi informasi kekinian yang kaya fakta, dibarengi solusi bagaimana kita harus bisa “keluar” dari permasalahan tersebut. Tidak bertele-tele, dan terkadang diselipi motivasi “khas Jepang” yang selalu mengingatkan untuk tetap menyalakan api “ganbarimasu” (tetap semangat, pantang menyerah).
Sedangkan, pengarahan Boss saya ketika bekerja di Indonesia, pengarahan berlangsung lama, acapkali fokus pembicaraan lebih menunjuk “segudang prestasi beliau” di masa lalu ketika masih menjadi staf yang terkadang tidak bisa diimplementasikan dalam kondisi kekinian karena atmosfer bisnis-nya sudah berbeda jauh. Ada kecenderungan “keakuan” lebih ditonjolkan dan atmosfer ceremonial lebih pekat ketimbang khotbah pagi yang dapat menyelesaikan masalah yang kita hadapi dalam perusahaan sebagai unsur penyemangat di awal hari Senin pagi memulai bekerja.
Barangkali kasus yang saya alami sangatlah kasuistik, tapi saya tidak bermaksud untuk tendisius untuk menyalahkan Boss saya yang di Indonesia. Tetapi saya ingin menggarisbawahi bahwa pendekatan komunikasi yang dibentangkan oleh Boss saya di Jepang pendekatan yang dilakukan lebih efektif dan tidak bertele-tele. Boss Jepang memang telah menerapkan sebuah pendekatan dalam manajemen Jepang yang dikenal dengan nama Horenso. Sebuah pendekatan barangkali tidak asing lagi untuk kawan-kawan yang pernah bekerja di perusahaan Jepang. Hampir semua perusahaan Jepang sepertinya sudah menerapkan hal itu.
Horenso adalah akronim dari tiga kata dalam bahasa Jepang , yakni Houkoku, Renraku dan Soudan. Dalam bahasa Indonesia Houkoku berarti Laporan, sedangkan Renraku berarti Menginformasikan, dan Soudan berarti mengkonsultasikan (terutama dengan pimpinan). Horenso sudah biasa diterapkan di lingkungan industri dan pabrik-pabrik Jepang. Tujuannya jelas untuk menciptakan lingkungan kerja dengan cepat dan benar. Setiap progress dalam suatu aktivitas diketahui banyak orang karena laporan yang intens. Sehingga setiap masalah segera tertangani karena laporan yang intens tersebut.
Houkoku dalam prakteknya adalah pelaporan yang menitikberatkan pada fakta, metode dan tujuan. Dari Fakta tersebut diderivasikan akan dilanjutkan kenapa harus dilakukan sampai akhirnya metode apa yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Fakta mengacu pada aspek 5W (What, Who, When, Where, Why) plus 2H (How dan How many/much). Dengan laporan terperinci seperti ini, di titik mana improvement yang memungkinkan terbaca. Gaya manajemen Jepang yang mementingkan progress ketimbang result (hasil akhir) menjadikan kebiasaan ini lebih mudah diterapkan. Pengalaman saya bekerja di perusahaan Jepang menunjukkan, Boss lebih senang dilapori hal seremeh dan sekecil apapun, karena mereka akan merasa dilibatkan. Dan hal lebih penting, sang Boss merasa komunikasi dengan bawahannya tertata dengan baik dengan adanya laporan kecil itu.
Renraku dalam prakteknya merupakan komunikasi yang baik dengan rekan sejawat dengan baik perihal pekerjaan yang ditangani. Teman sejawat disini tidak terbatas pada departemen kita sendiri tetapi juga dengan departemen lain yang barangkali tidak berhubungan langsung. Tujuannya jelas, dengan hal itu akan timbul ide (insight) untuk suatu hasil pekerjaan yang lebih “kaya” dari belbagai sisi. Di Jepang karena beban pekerjaan yang demikian padat dan waktu yang terbatas, terkadang kebiasaan minum dan makan bersama setelah pulang kantor merupakan salah satu ajang untuk memoles sharing informasi. Tidak jarang pulang kerja terkadang molor untuk itu. Itulah harga yang dibayar untuk mendapatkan kualitas informasi di Jepang.
Terakhir, tentang Soudan, yakni melaporkan dan mengkonsultasikan segala sesuatu kepada Boss (atasan langsung) . Terkadang yang belum terbiasa dengan hal ini, karena akan kerepotan memberikan laporan sekecil apapun. Tetapi dari laporan progress kecil ini namun detail, diharapkan para bawahan diharapkan lahir ide lebih progresif yang nantinya dikonsultasikan dengan Boss. Jadi proses dalam soudan ini “mengajak” bawahan untuk sekedar melakukan ide dari Boss. Tetapi juga punya inisiatif sendiri, yang tentunya dikonsultasikan dulu kepada Boss sebelum diimplementasiakan. Jadi di proses ini kadangkala, Boss tidak memberikan solusi langsung tapi bawahan diminta kreatif mencipta ide baru berdasar laporan progress yang dibuat, bukan membebek ide Boss.
Teman trainer saya Oku “Bejo” Nobuyuki, seorang trainer berkebangsaan Jepang yang biasa mengisi pelatihan bertema Horenso di banyak perusahaan mengingatkan saya kalau dalam penerapan Horenso, tidak sekedar dimaknai lagi sebagai suatu “kewajiban” bawahan untuk melaporkan ke atasan semata. Tetapi juga ada juga menekankan peran Boss (atasan) untuk meningkatkan motivasi kerja bawahannya melalui transparansi informasi seperti yang saya ungkap di awal tulisan. Pria yang aktif dalam Shin Horenso (Genuine Horenso) menambahkan kalau hal ini bisa terwujud, sumbat dan lambatnya alur informasi yang biasanya membuat perusahaan terjebak kemandegan akan tereliminasi.
Bagaimana aliran informasi di perusahaan Anda?
Minggu, 19 Juni 2011
10 Rahasia Sukses dan Kaya Raya Warren Buffet
10 Rahasia Sukses dan Kaya Raya Warren Buffet :
1. Reinvest Your Profits: When you first make money, you may be tempted to spend it. Don’t. Instead, reinvest the profits. Warren Buffett learned this early on. In high school, he and a pal bought a pinball machine to pun in a barbershop. With the money they earned, they bought more machines until they had eight in different shops. When the friends sold the venture, Warren Buffett used the proceeds to buy stocks and to start another small business. By age 26, he’d amassed $174,000 — or $1.4 million in today’s money. Even a small sum can turn into great wealth.
2. Be Willing To Be Different: Don’t base your decisions upon what everyone is saying or doing. When Warren Buffett began managing money in 1956 with $100,000 cobbled together from a handful of investors, he was dubbed an oddball. He worked in Omaha, not Wall Street, and he refused to tell his parents where he was putting their money. People predicted that he’d fail, but when he closed his partnership 14 years later, it was worth more than $100 million. Instead of following the crowd, he looked for undervalued investments and ended up vastly beating the market average every single year. To Warren Buffett, the average is just that — what everybody else is doing. to be above average, you need to measure yourself by what he calls the Inner Scorecard, judging yourself by your own standards and not the world’s.
3. Never Suck Your Thumb: Gather in advance any information you need to make a decision, and ask a friend or relative to make sure that you stick to a deadline. Warren Buffett prides himself on swiftly making up his mind and acting on it. He calls any unnecessary sitting and thinking “thumb sucking.” When people offer him a business or an investment, he says, “I won’t talk unless they bring me a price.” He gives them an answer on the spot.
4. Spell Out The Deal Before You Start: Your bargaining leverage is always greatest before you begin a job — that’s when you have something to offer that the other party wants. Warren Buffett learned this lesson the hard way as a kid, when his grandfather Ernest hired him and a friend to dig out the family grocery store after a blizzard. The boys spent five hours shoveling until they could barely straighten their frozen hands. Afterward, his grandfather gave the pair less than 90 cents to split. Warren Buffett was horrified that he performed such backbreaking work only to earn pennies an hour. Always nail down the specifics of a deal in advance — even with your friends and relatives.
5. Watch Small Expenses: Warren Buffett invests in businesses run by managers who obsess over the tiniest costs. He one acquired a company whose owner counted the sheets in rolls of 500-sheet toilet paper to see if he was being cheated (he was). He also admired a friend who painted only on the side of his office building that faced the road. Exercising vigilance over every expense can make your profits — and your paycheck — go much further.
6. Limit What You Borrow: Living on credit cards and loans won’t make you rich. Warren Buffett has never borrowed a significant amount — not to invest, not for a mortgage. He has gotten many heart-rendering letters from people who thought their borrowing was manageable but became overwhelmed by debt. His advice: Negotiate with creditors to pay what you can. Then, when you’re debt-free, work on saving some money that you can use to invest.
7. Be Persistent: With tenacity and ingenuity, you can win against a more established competitor. Warren Buffett acquired the Nebraska Furniture Mart in 1983 because he liked the way its founder, Rose Blumkin, did business. A Russian immigrant, she built the mart from a pawnshop into the largest furniture store in North America. Her strategy was to undersell the big shots, and she was a merciless negotiator. To Warren Buffett, Rose embodied the unwavering courage that makes a winner out of an underdog.
8. Know When To Quit: Once, when Warren Buffett was a teen, he went to the racetrack. He bet on a race and lost. To recoup his funds, he bet on another race. He lost again, leaving him with close to nothing. He felt sick — he had squandered nearly a week’s earnings. Warren Buffett never repeated that mistake. Know when to walk away from a loss, and don’t let anxiety fool you into trying again.
9. Assess The Risk: In 1995, the employer of Warren Buffett’s son, Howie, was accused by the FBI of price-fixing. Warren Buffett advised Howie to imagine the worst-and-bast-case scenarios if he stayed with the company. His son quickly realized that the risks of staying far outweighed any potential gains, and he quit the next day. Asking yourself “and then what?” can help you see all of the possible consequences when you’re struggling to make a decision — and can guide you to the smartest choice.
10. Know What Success Really Means: Despite his wealth, Warren Buffett does not measure success by dollars. In 2006, he pledged to give away almost his entire fortune to charities, primarily the Bill and Melinda Gates Foundation. He’s adamant about not funding monuments to himself — no Warren Buffett buildings or halls. “I know people who have a lot of money,” he says, “and they get testimonial dinners and hospital wings named after them. But the truth is that nobody in the world loves them. When you get to my age, you’ll measure your success in life by how many of the people you want to have love you actually do love you. That’s the ultimate test of how you’ve lived your life.”
1. Reinvest Your Profits: When you first make money, you may be tempted to spend it. Don’t. Instead, reinvest the profits. Warren Buffett learned this early on. In high school, he and a pal bought a pinball machine to pun in a barbershop. With the money they earned, they bought more machines until they had eight in different shops. When the friends sold the venture, Warren Buffett used the proceeds to buy stocks and to start another small business. By age 26, he’d amassed $174,000 — or $1.4 million in today’s money. Even a small sum can turn into great wealth.
2. Be Willing To Be Different: Don’t base your decisions upon what everyone is saying or doing. When Warren Buffett began managing money in 1956 with $100,000 cobbled together from a handful of investors, he was dubbed an oddball. He worked in Omaha, not Wall Street, and he refused to tell his parents where he was putting their money. People predicted that he’d fail, but when he closed his partnership 14 years later, it was worth more than $100 million. Instead of following the crowd, he looked for undervalued investments and ended up vastly beating the market average every single year. To Warren Buffett, the average is just that — what everybody else is doing. to be above average, you need to measure yourself by what he calls the Inner Scorecard, judging yourself by your own standards and not the world’s.
3. Never Suck Your Thumb: Gather in advance any information you need to make a decision, and ask a friend or relative to make sure that you stick to a deadline. Warren Buffett prides himself on swiftly making up his mind and acting on it. He calls any unnecessary sitting and thinking “thumb sucking.” When people offer him a business or an investment, he says, “I won’t talk unless they bring me a price.” He gives them an answer on the spot.
4. Spell Out The Deal Before You Start: Your bargaining leverage is always greatest before you begin a job — that’s when you have something to offer that the other party wants. Warren Buffett learned this lesson the hard way as a kid, when his grandfather Ernest hired him and a friend to dig out the family grocery store after a blizzard. The boys spent five hours shoveling until they could barely straighten their frozen hands. Afterward, his grandfather gave the pair less than 90 cents to split. Warren Buffett was horrified that he performed such backbreaking work only to earn pennies an hour. Always nail down the specifics of a deal in advance — even with your friends and relatives.
5. Watch Small Expenses: Warren Buffett invests in businesses run by managers who obsess over the tiniest costs. He one acquired a company whose owner counted the sheets in rolls of 500-sheet toilet paper to see if he was being cheated (he was). He also admired a friend who painted only on the side of his office building that faced the road. Exercising vigilance over every expense can make your profits — and your paycheck — go much further.
6. Limit What You Borrow: Living on credit cards and loans won’t make you rich. Warren Buffett has never borrowed a significant amount — not to invest, not for a mortgage. He has gotten many heart-rendering letters from people who thought their borrowing was manageable but became overwhelmed by debt. His advice: Negotiate with creditors to pay what you can. Then, when you’re debt-free, work on saving some money that you can use to invest.
7. Be Persistent: With tenacity and ingenuity, you can win against a more established competitor. Warren Buffett acquired the Nebraska Furniture Mart in 1983 because he liked the way its founder, Rose Blumkin, did business. A Russian immigrant, she built the mart from a pawnshop into the largest furniture store in North America. Her strategy was to undersell the big shots, and she was a merciless negotiator. To Warren Buffett, Rose embodied the unwavering courage that makes a winner out of an underdog.
8. Know When To Quit: Once, when Warren Buffett was a teen, he went to the racetrack. He bet on a race and lost. To recoup his funds, he bet on another race. He lost again, leaving him with close to nothing. He felt sick — he had squandered nearly a week’s earnings. Warren Buffett never repeated that mistake. Know when to walk away from a loss, and don’t let anxiety fool you into trying again.
9. Assess The Risk: In 1995, the employer of Warren Buffett’s son, Howie, was accused by the FBI of price-fixing. Warren Buffett advised Howie to imagine the worst-and-bast-case scenarios if he stayed with the company. His son quickly realized that the risks of staying far outweighed any potential gains, and he quit the next day. Asking yourself “and then what?” can help you see all of the possible consequences when you’re struggling to make a decision — and can guide you to the smartest choice.
10. Know What Success Really Means: Despite his wealth, Warren Buffett does not measure success by dollars. In 2006, he pledged to give away almost his entire fortune to charities, primarily the Bill and Melinda Gates Foundation. He’s adamant about not funding monuments to himself — no Warren Buffett buildings or halls. “I know people who have a lot of money,” he says, “and they get testimonial dinners and hospital wings named after them. But the truth is that nobody in the world loves them. When you get to my age, you’ll measure your success in life by how many of the people you want to have love you actually do love you. That’s the ultimate test of how you’ve lived your life.”
Kamis, 21 April 2011
Menemukan Ide Gila Untuk Dijual di Internet
Oleh : Kam Adi Dama
Di internet adalah pasar yang sangat luas dan tidak pernah tidur dalam 24 Jam. Ini adalah pasar yang sangat potensial untuk anda menjual sesuatu melaui internet. Sebab pasar diinternet tidak penah menolak barang tertentu untuk dijual. Berbeda dengan pasar tradisional, atau mall. Anda akan diusir oleh satpam mentah-mentah ketika anda mencoba menuntun seekor kambing untuk anda djual dalam sebuah Mall. Tapi kalau anda menawarkan kambing anda dalam internet …hmmm saya pikir tidak akan terjadi seperti diatas...
Ok, lantas apa yang paling cocok dan mudah untuk dijual diinternet. Ini yang gampang-gampang susah. Pada dasarnya apapun yang anda ingin jual melalui internet itu bisa anda lakukan. Baik itu anda ingin menjual sepatu, jual nasi, jual baju, computer dan lain sebagainya…waduh..sama saja dong dengan bisnis konfensional, yang menghabiskan banyak uang untuk mulai usaha….ok sabar, saya akan mencoba memberikan sebuah alternatife ide yang bisa anda lakukan dalam berbisnis diinternet.
Ide gila Yang ingin saya berikan kepada anda adalah …dengan menjual produk diinternet yang tidak memerlukan banyak uang untuk berinvestasi…lantas bagaimana menemukannya?
Salah satu jalan yang paling mudah mendapatkan suatu produk adalah dengan menemukan suatu masalah, dan kemudian menawarkan suatu produk atau melayani untuk memecahkan masalah itu. Sekali lagi: Temukan suatu masalah dan kemudian tawarkan suatu produk atau melayani untuk memecahkan masalah itu. Mudah bukan?
Begini untuk lebih mudahnya ..kira-kira apa yang paling bikin pusing anda, setidaknya yang paling mengganggu pikiran anda? Taruhlah anda ternyata mempunyai permasalahan dengan baju anda. Anda ternyata tidak mempunyai baju yang up to date…tidak mengikuti tren jaman…tapi anda punya pacar…dari sini anda sudah menemukan sebuah ide subyek..”Bagaimana cara menggaet seorang wanita, meskipun dengan baju-baju usang anda!” ini hanya salah satu contoh saja. Atau anda dapat melakukan riset dan temukan suatu masalah di tempat lain. Dan anda telah menemukan sebuah ide produk, yaitu produk informasi. Produk inilah yang paling murah dari segi modal untuk dijual diinternet. Sama-sama menjual ‘baju’ diinternet, yang satu menjual baju beneran dan membutuhkan modal yang besar dan satu lagi hanya menjual informasi seputar baju dan tidak memerlukan modal yang besar.
Ok Sekali lagi saya ulang : Memasarkan suatu Bisnis di Internet yang paling mudah untuk menjual suatu produk adalah dengan menawarkan sebuah solusi. Orang-Orang yang dating ke internet akan membeli solusi suatu permasalahan... mereka tidak akan membeli desain web site yang indah dan canggih…
Internet adalah tempat yang benar-benar potensial untuk memasarkan suatu produk. Jika anda mempunyai suatu produk yang membahas tentang ikan hias misalnya. Maka anda juga dapat menemukan ratusan ribu seluruh penjuru dunia, orang-orang dengan suatu hobby seperti yang anda jual…ini berarti produk anda layak dijual. Anda dapat menemukan orang-orang seperti ini dalam newsgroups, forum, kelompok diskusi, websites, dan email dan itu adalah pasar yang besar.
Anda bisa dapat membuat banyak uang dengan melatih pikiran anda untuk selalu menemukan solusi dari suatu permasalahan. Katakanlah setiap ide yang anda jual diinternet menghasilkan penjualan 5 juta setahun, kalau anda punya 3 atau empat produk yang anda jual tersendiri, bukankah penghasilan anda akan menjadi lebih baik bukan? Intinya kalau bisa juallah produkl lebih banyak akan lebih baik…tapi anda harus fokus dalam memasarkannya…akan percuma jika anda punya banyak produk tapi anda tidak bisa memasarkannya. Mulailah dengan satu produk, nanti dengan sendirinya yang lain akan mengikuti.
Selamat mencoba
Di internet adalah pasar yang sangat luas dan tidak pernah tidur dalam 24 Jam. Ini adalah pasar yang sangat potensial untuk anda menjual sesuatu melaui internet. Sebab pasar diinternet tidak penah menolak barang tertentu untuk dijual. Berbeda dengan pasar tradisional, atau mall. Anda akan diusir oleh satpam mentah-mentah ketika anda mencoba menuntun seekor kambing untuk anda djual dalam sebuah Mall. Tapi kalau anda menawarkan kambing anda dalam internet …hmmm saya pikir tidak akan terjadi seperti diatas...
Ok, lantas apa yang paling cocok dan mudah untuk dijual diinternet. Ini yang gampang-gampang susah. Pada dasarnya apapun yang anda ingin jual melalui internet itu bisa anda lakukan. Baik itu anda ingin menjual sepatu, jual nasi, jual baju, computer dan lain sebagainya…waduh..sama saja dong dengan bisnis konfensional, yang menghabiskan banyak uang untuk mulai usaha….ok sabar, saya akan mencoba memberikan sebuah alternatife ide yang bisa anda lakukan dalam berbisnis diinternet.
Ide gila Yang ingin saya berikan kepada anda adalah …dengan menjual produk diinternet yang tidak memerlukan banyak uang untuk berinvestasi…lantas bagaimana menemukannya?
Salah satu jalan yang paling mudah mendapatkan suatu produk adalah dengan menemukan suatu masalah, dan kemudian menawarkan suatu produk atau melayani untuk memecahkan masalah itu. Sekali lagi: Temukan suatu masalah dan kemudian tawarkan suatu produk atau melayani untuk memecahkan masalah itu. Mudah bukan?
Begini untuk lebih mudahnya ..kira-kira apa yang paling bikin pusing anda, setidaknya yang paling mengganggu pikiran anda? Taruhlah anda ternyata mempunyai permasalahan dengan baju anda. Anda ternyata tidak mempunyai baju yang up to date…tidak mengikuti tren jaman…tapi anda punya pacar…dari sini anda sudah menemukan sebuah ide subyek..”Bagaimana cara menggaet seorang wanita, meskipun dengan baju-baju usang anda!” ini hanya salah satu contoh saja. Atau anda dapat melakukan riset dan temukan suatu masalah di tempat lain. Dan anda telah menemukan sebuah ide produk, yaitu produk informasi. Produk inilah yang paling murah dari segi modal untuk dijual diinternet. Sama-sama menjual ‘baju’ diinternet, yang satu menjual baju beneran dan membutuhkan modal yang besar dan satu lagi hanya menjual informasi seputar baju dan tidak memerlukan modal yang besar.
Ok Sekali lagi saya ulang : Memasarkan suatu Bisnis di Internet yang paling mudah untuk menjual suatu produk adalah dengan menawarkan sebuah solusi. Orang-Orang yang dating ke internet akan membeli solusi suatu permasalahan... mereka tidak akan membeli desain web site yang indah dan canggih…
Internet adalah tempat yang benar-benar potensial untuk memasarkan suatu produk. Jika anda mempunyai suatu produk yang membahas tentang ikan hias misalnya. Maka anda juga dapat menemukan ratusan ribu seluruh penjuru dunia, orang-orang dengan suatu hobby seperti yang anda jual…ini berarti produk anda layak dijual. Anda dapat menemukan orang-orang seperti ini dalam newsgroups, forum, kelompok diskusi, websites, dan email dan itu adalah pasar yang besar.
Anda bisa dapat membuat banyak uang dengan melatih pikiran anda untuk selalu menemukan solusi dari suatu permasalahan. Katakanlah setiap ide yang anda jual diinternet menghasilkan penjualan 5 juta setahun, kalau anda punya 3 atau empat produk yang anda jual tersendiri, bukankah penghasilan anda akan menjadi lebih baik bukan? Intinya kalau bisa juallah produkl lebih banyak akan lebih baik…tapi anda harus fokus dalam memasarkannya…akan percuma jika anda punya banyak produk tapi anda tidak bisa memasarkannya. Mulailah dengan satu produk, nanti dengan sendirinya yang lain akan mengikuti.
Selamat mencoba
Langganan:
Postingan (Atom)